luka batin masa kecil

Luka batin masa kecil bisa saja dimiliki oleh setiap orang dengan latar belakang apapun saja. Berbagai peristiwa atau kondisi kehidupan di masa lalu, khususnya di masa kecil, bisa menjadi penyebab terjadinya luka batin. Luka batin yang dimaksud adalah peristiwa atau kondisi kehidupan masa kecil, yang dimaknai buruk oleh anak. Sehingga terbentuklah memori buruk, atau pengalaman buruk tentang sesuatu.

Sebagian orang menyadari jika dirinya memiliki luka batin masa kecil. Sebagian yang lain tidak menyadarinya. Meski demikian, disadari atau tidak, namanya juga luka, pasti menimbulkan ketimpangan ketika menjalani kehidupan.

Banyak sekali bentuk luka batin masa kecil bisa terjadi. Termasuk ketika masih dalam kandungan. Setidaknya sejak usia empat bulan dalam kandungan, janin sudah bisa merekam perasaan ibunya. Dan jika perasaan sang ibu lebih banyak perasaan jelek, maka hal ini bisa juga menjadi luka batin anak.

Luka batin masa kecil belum tentu berdampak buruk. Banyak kasus orang-orang yang sukses dalam kehidupannya, termotivasi oleh luka batin masa kecilnya. Meski demikian, terdapat beberapa lukabatin yang bisa menyumbat kebahagiaan dan mempengaruhi kesuksesan ketika dewasa. Meskipun hal ini tidak mutlak, namun banyak kejadian nyata yang membuktikannya.

Diantara luka batin itu adalah disebabkan oleh:

  1. Ibu mengandung namun belum siap punya anak
    Ketika seorang ibu belum siap memiliki anak. Bisa saja dalam batinnya terjadi penolakan terhadap anak yang sudah dikandungnya. Hal ini membuat memori anak merekam dan memaknai bahwa dirinya ditolak di kehidupan ini. Memori ini membuat anak kelak memiliki kepribadian yang cenderung suka mencari perhatian. Bisa saja bisnis dan pekerjaannya sukses di masa depan. Karena dia pandai mencuri perhatian orang-orang penting dengan prestasi yang dibuatnya. Namun segala kesuksesan yang dia dapatkan sulit membuanya puas. Sebagian orang malah masih merasa miskin, padahal hidupnya sudah kaya raya. Atau selalu merasa sendiri dan kesepian, meskipun dia memiliki pasangan dan staff yang selalu mendukungnya.
  2. Keluarga Miskin
    Kondisi miskin membuat seseorang dipaksa untuk super selektif dalam mengambil keputusan. Tidak boleh melakukan kesalahan sedikitpun. Karena jika salah, maka tidak ada dana untuk membenahinya. Disamping itu kondisi miskin sering membuat seseorang selalu merasa kurang dan tidak punya. Sehingga ketika berhasil memiliki sesuatu, cenderung untuk disimpan rapat-rapat, jangan sampai jatuh pada tangan orang lain.

    Memang kondisi miskin tersebut tidak selalu menghasilkan ketidak bahagiaan dan kegagalan dalam hidup. Namun banyak juga fenomena orang yang di masa kecilnya dilanda kemiskinan, saat dewasa bisa menjadi sukses dan kaya. Namun cenderung pelit (super selektif), selalu merasa kurang (sulit untuk merasa cukup), dan sulit menikmati dan mensyukuri kekayaannya.

  3. Orang tua sering bertengkar
    Ketika anak sering menyaksikan orang tuanya bertengkar. Sehingga selalu terjadi suasana mencekam di rumah. Maka otomatis anak merekam suasana-suasana mencekam ini dalam memorinya. Secara spontan anak akan menyimpulkan bahwa yang namanya hidup itu ya mencekam. Yang namanya hubungan rumah tangan ya harus bertengkar.

    Tanpa disadari anak akan menerapkannya hingga dewasa. Sehingga bisa saja dia selalu terlibat masalah. Karena hidup harus mencekam. Bisa juga dia berumah tangga dan sering bertengkar dengan pasangannya. Karena memang seperti itulah yang terekam dalam pikiran bawah sadarnya.

    Berkaitan dengan ketidak harmonisan pernikahan orang tua, bisa juga membuat anak menjadi suka pada sesama jenis. Karena anak gagal belajar tentang peran dan karakter laki-laki dari ayahnya, dan karakter perempuan dari ibunya.

  4. Sering dimarahi
    Orang tua memarahi anak kecil bisa disebabkan oleh beberapa alasan. Memang anak dianggap melakukan kesalahan, atau memang orang tuanya yang pemarah. Apapun kondisinya, sering memarahi anak, akan berdampak pada kehidupan masa depannya.

    Anak yang sering dimarahi bisa menjadi orang yang selalu mengejar kesempurnaan, takut berbuat salah, sulit merasa senang dan sulit untuk mengambil keputusan. Biasanya dia juga selalu tegang dan mudah baper.

  5. Orang tua wafat
    Kematian memang di tangan Tuhan. Dan hal ini adalah alami. Setiap yang hidup suatu saat pasti mati. Maka ketika anak ditinggal wafat orang tuanya, baik salah satu atau keduanya, anak akan kehilangan figur untuk belajar kehidupan. Karena anak belajar tentang kelembutan dan cinta kasih dari ibu, belajar tentang tangguh dan berpetualang dari ayah. Kehilangan figur belajar, ibarat ada pelajaran kehidupan yang belum dipelajari. Maka anak akan mengalami ketimpangan dalam menjalani kehidupannya di masa dewasa. Kecuali saat orang tua wafat, ada orang yang mengasuhnya dan bisa menjadi figur pengganti, untuk anak belajar kehidupan.

Lima luka batin beserta dampaknya tersebut bukanlah hal yang mutlak terjadi dalam kehidupan. Banyak faktor-faktor lain yang juga menyertainya. Namun setidaknya lima hal diatas bisa menjadi gambaran bahwa luka batin masa kecil sangat berpengaruh pada kehidupan saat dewasa.

Jika Anda mengalami kegagalan atau masalah pribadi yang seakan terjadi dengan pola tertentu, ataupun Anda menyadari memiliki luka batin di masa kecil, dan menyumbat kebahagiaan hingga mengganggu kesuksesan Anda saat ini. Cepat lakukan konsultasi dengan ahlinya. Lakukan appointment untuk konsultasi TERAPI PIKIRAN BAHAGIA dengan cara |KLIK DISINI|