Setiap orang secara umum pasti ingin mewujudkan kehidupan yang lebih baik daripada sebelumnya. Dalam hal apapun saja. Apakah itu kualitas hubungan keluarga, kondisi keuangan, kesehatan, dan lain sebagainya. Kehidupan yang lebih baik ini disebut dengan impian.
Untuk mewujudkan impian, diperlukan upaya yang keras. Baik berupa strategi kerja/bisnis, memperbaiki pola ibadah, hingga memperbaikinya kondisi kepribadian.
Dari sekian hal yang ada dalam kepribadian. Terdapat salah satu hal yang sering menjadi titik perhatian untuk diperbaiki. Konon jika hal ini tidak secepatnya dibereskan. Maka akan menghambat terwujudnya impian. Hal ini adalah luka batin.
Namanya saja luka, pasti ada rasa sakit ketika terkuak. Rasa pedih yang tertoreh oleh peristiwa di masa lalu. Sebuah memori yang enggan untuk dikenang. Sakitnya tu disini, didalam hati.
Konon luka batin ini, bisa menghambat pencapaian impian. Menjelma menjadi mental block. Sehingga menjadi believe system negatif, yang membuat Anda selalu gagal dalam mewujudkan impian.
Namun ketika diperhatikan lebih lanjut. Ternyata tidak semua luka batin pasti menghambat dalam upaya mewujudkan impian. Belum tentu luka batin akan menimbulkan mental block yang menghambat perwujudan impian. Terdapat kondisi-kondisi tertentu yang justru gara-gara punya luka batin, malah bisa mewujudkan impian.
Misalnya luka batin berkaitan dengan kemiskinan. Dulu saat kecil, kondisi orang tua miskin. Anda ingin memiliki suatu mainan, atau fashion, namun tidak bisa mewujudkan. Gara-gara orang tua saat itu tidak punya uang untuk memenuhi keinginan Anda. Jangankan untuk beli mainan, untuk makan sehari-hari saja susah.
Kondisi tersebut bisa juga membuat Anda semakin dewasa, terdorong untuk bekerja dengan sangat keras dan cerdas. Sehingga membuat Anda memiliki uang yang cukup untuk memiliki apapun keinginan Anda.
Dulu menderita tidak punya uang, sekarang bisa kaya dan punya banyak uang. Dulu terlunta-lunta diusir dari satu tempat kost ke tempat kost lain, sekarang punya aset properti dimana-mana. Dan lain sebagainya.
Fenomenanya memang demikian. Coba perhatikan orang-orang sukses di sekitar Anda. Orang-orang yang telah berhasil mewujudkan impiannya. Diantara mereka pasti ada yang menjadi sukses gara-gara punya luka batin. Sehingga mereka kapok miskin, kapok direndahkan, kapok dihina, dan lain sebagainya.
Meskipun demikian, tidak semua orang yang memiliki luka batin pasti bisa mewujudkan impiannya. Sebagian malah nyungsep dan terjerembab dalam rawa kegagalan. Seakan mereka mengamini bahwa hidup itu memang sengsara. Sehingga mereka melakukan rasionalisasi, menemukan seribu alasan untuk tetap hidup terpuruk.
Semuanya adalah pilihan. Anda punya kuasa untuk memilih untuk menjadikan luka batin sebagai cambukan, atau malah menikmatinya. Luka batin yang sama, bisa Anda memberikan makna secara berbeda. Hasilnya akan mengantarkan Anda pada kesuksesan atau keterpurukan, tergantung bagaimana Anda memaknainya.
Jika Anda mengalami kegalauan untuk menyembuhkan luka batin, atau sedang bingung mencari perspektif untuk menjadikan luka batin sebagai pendorong kesuksesan Anda. Silahkan |KLIK DISINI|