kegagalan berpola

Ketika kesuksesan menjadi tujuan hidup hampir setiap orang. Dimana mereka berjuang secara cerdas dan keras untuk bisa mewujudkan kesuksesan tersebut. Berbagai upaya tercurah untuk menjadikan mereka meraih kesuksesan, seperti yang mereka impikan.

Saat ini banyak sekali buku (cetak ataupun elektronik), konten media sosial, hingga workshop (online maupun offline) yang mengajarkan tentang bagaimana mewujudkan kesuksesan. Berbagai perspektif keilmuan diungkap melalui cara ini. Dan bersyukurnya, banyak orang yang akhirnya benar-benar berhasil mencapai kesuksesan seperti yang diimpikan. Berbagai hal yang dulu sekedar angan-angan, berkat izin Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, serta menerapkan metode yang diajarkan melalui media-media tersebut, mereka menjadi naik derajat kehidupannya. Seiring kesuksesan yang diraihnya.

Meski demikian, sebagian orang justru selalu mengalami kegagalan secara berulang-ulang. Meskipun mereka telah mengikuti berbagai pelatihan dan membaca banyak buku yang mengajarkan tentang mencapai kesuksesan. Dan merekapun telah menerapkannya pada kehidupan bisnisnya. Namun selalu saja mengalamia kegagalan.

Apakah Anda pernah mengalaminya?   “Selalu” gagal dalam mencapai sesuatu. Termasuk ketika Anda memiliki teman yang sama-sama memulai usaha. Bisnisnya sama, mentornya sama, tindakannya sama, semuanya sama. Namun hasilnya dia jauh lebih berhasil daripada Anda. Dan ada kata “selalu” dalam setiap kegagalan.

Misalnya:

  • Selalu gagal closing di detik akhir
  • Selalu gagal mendapatkan kesepakatan dengan nominal lebih tinggi.
  • Setiap mendapatkan penawaran lebih tinggi, selalu membatalkan diri.
  • Setiap mendapatkan customer / prosepek orang dengan ciri fisik tertentu, atau etnis tertentu, atau agama tertentu, selalu gagal closing.
  • Selalu mendapatkan customer yang menawar.
  • Selalu mendapatkan customer yang mengatur sangat detil.
  • dan lain sebagainya.

Kegagalan yang terjadi berulang-ulang dan membentuk sebuah pola, disebut dengan “kegagalan berpola”. Seringkali kegagalan berpola ini tidak secara langsung berkaitan dengan skill bisnis atau skill pemasaran. Namun lebih pada kondisi software pikiran bawah sadar seseorang.

Ketika pikiran bawah sadar seseorang merekam pengalaman buruk tentang kehidupan di masa kecilnya, rekaman tersebut ibaratnya menjadi software pikiran, yang kemudian menggerakkan kerpibadian dan cara berikirnya saat ini. Serta memancarkan vibrasi yang menarik orang-orang dan peristiwa untuk terjadi, sesuai dengan apa yang divibrasikan.

Salah satu contoh kasus : Seorang pebisnis network marketing, anggap saja namanya Fulan. Dia selalu mendapatkan penolakan dari prospek dari kalangan atas. Berbeda halnya jika prospeknya kalangan bawah. Fulan selalu berhasil. Padahal orang kalangan bawah ini untuk urusan makan sehari-hari saja sulit, apalagi untukmodal bisnis.

Fulan ingin mengembangkan bisnisnya dengan merekrut orang kalangan atas sebagai membernya. Namun selalu gagal di saat closing. Ketika melakukan presentasi, fulan sangat lancar dan meyakinkan. Prospeknyapun tampak antusias dan tertarik untuk bergabung di bisnis Fulan. Namun entah mengapa selalu gagal saat closing.

Dalam sesi konsultasi privat, saya bantu untuk menggali pada pengalaman hidupnya di masa lalu. Ternyata Fulan ini adalah anak sulung dari tiga bersaudara. Dimana ibunya hamil saat dia belum siap untuk punya anak. Banyak hal yang membuat ibunya belum siap punya anak. Namun terpaksa punya anak. Karena sudah terlanjur hamil. Maka bisa dibilang, fulan adalah anak yang ditolak oleh orang tuanya.

Pada masa kanak-kanak pun Fulan sering diatur oleh mamanya. Dia sering disalahkan, dan tidak pernah ada kesempatan untuk memiliki pendapat sendiri. Fulan di masa kecilnya lebih akrab dengan pengasuhnya. Seorang perempuan muda, yang dibayar oleh orang tuanya untuk menjaga Fulan dan adik-adiknya.

Penolakan sejak dalam kandungan serta perlakuan orang tuanya saat Fulan kanak-kanak inilah yang kemudian menjadi software pikiran bawah sadar. Sehingga vibrasinya mudah selaras dengan orang-orang kalangan bawah. Orang-orang seperti pengasuhnya, dan orang-orang yang ditolak oleh lingkungan. Seperti Fulan di masa kecil.

Ketika berhadapan dengan kalangan atas, mental block dalam pikiran bawah sadar Fulan langsung aktif. Orang kalangan atas identik dengan orang tuanya yang menolak dia. Maka sehebat apapun dia melakukan presentasi, setertarik apapun kalangan atas pada penawaran Fulan. Endingnya selalu gagal closing.

Kegagalan fulan adalah kegagalan berulang-ulang yang membentuk sebuah pola. Maka jika ingin lepas dari kegagalan berpola ini, perlu dilakukan beberapa  hal. Yakni :

  1. Kenali polanya
  2. Kenali alasan kuat untuk menjadi lebih sukses (wortel dan cambukan)
  3. Berdamai dengan masa lalu
  4. Pisahkan antara diri yang dulu dan diri yang sekarang
  5. Membiasakan menggunakan kalimat positif (hal yang diinginkan)
  6. Berani fokus pada impian
  7. Berserah pada Tuhan

Baca juga : Penyebab Kegagalan Berpola

Anda juga bisa memilih konselor untuk membantu Anda lepas dari kegagalan berpola, dan menuju kesuksesan dan kebahagiaan yang lebih baik daripada sebelumnya :

  • Oktastika Badai Nirmala, S.Psi, CHt, CT.SA  |KLIK DISINI|
  • Kartikanita Widyasari, S.Psi, C.SA, Practisioner Points Of You / Kak nitnit
    (khusus konsultasi wanita) |KLIK DISINI|

Jika kegagalan berpola terjadi didalam perusahaan Anda. Khususnya berkaitan dengan pemasaran dan pengingkatan omzet perusahaan Anda. Silahkan menghubungi Jagoan Closing. Agar Anda lekas dibantu memperbaiki mindset serta strategi pemasaran tim pemasaran Anda. |KLIK DISINI untuk layanan Jagoan Closing|